Langsung ke konten utama

Sejarah Singkat Pencipta Kalimat : “Billahit Taufiq wal-Hidayah” dan “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq”

Sejarah Singkat Pencipta Kalimat : “Billahit Taufiq wal-Hidayah” dan “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq”


Pada umumnya umat Islam mengakhiri ceramah atau surat-menyurat keagamaan dengan kalimat “Billahit taufiq wal-hidayah” atau “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq” yang diucapkan atau ditulis sebelum salam penutup. Tetapi mereka tidak mengetahui siapa pencipta ke dua kalimat tersebut.

Pencipta kedua kalimat itu adalah K.H. Ahmad Abdul Hamid yang lebih dikenal dengan nama K.H. Achmad Abdul Hamid Kendal, beliau adalah salah satu ulama kharismatik di Jawa Tengah, sebagai pengasuh Ponpes Al-Hidayah Kendal Kota dan Imam Masjid Besar Kendal. Karena peran dan ketokohan beliau, masyarakat Kendal menyebut beliau sebagai “Bapak Kabupaten Kendal”.

KH. Achmad Abdul Hamid Kendal lahir di Kota Kendal pada tahun 1915. Ayahanda beliau bernama KH. Abdul Hamid.

Beliau dilahirkan pada saat di negeri ini sedang marak berdiri berbagai pergerekan dan organisasi keagamaan, sosial, ekonomi, politik dan lain-lain. Seperti Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan pada tahun 1905 lalu pada tahun 1906 berubah menjadi Sarikat Islam, Muhammadiyah berdiri pada tahun 1912. Pada tahun 1918 lahir Nahdlatul Tujjar sebagai cikal bakal Nahdatul Ulama (NU). Kemudian pada 31 Januari 1926 berdirilah NU, tahun 1928 terjadi Sumpah Pemuda dan lain-lain.

Pada mulanya kalimat “Billahit Taufiq wal Hidayah” beliau ciptakan sebagai ciri khas warga NU untuk mengakhiri ceramah, pidato dan surat menyurat. Pertama kali beliau mengucapkan kalimat itu di Magelang yang selanjutkan diikuti oleh para Ulama NU dan seluruh warga Nahdliyin. Namun kalimat itu akhirnya ditiru dan digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam dari berbagai organisasi dan pergerakan, sehingga kekhasan untuk warga NU sudah tidak ada lagi. Untuk itu beliau menciptakan kalimat baru “Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith Thariq” yang dirasa cukup sulit ditirukan oleh warga non-NU. Sehingga sejak itu warga Nahdliyin menggunakan kalimat : “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq” dalam mengakhiri ceramah, pidato dan surat menyurat sebelum salam penutup, meski yang tetap terbiasa menggunakan :”Billahit Taufiq wal Hidayah” juga masih banyak.

Khidmah Kiai Ahmad (demikian panggilannya sehari-hari) di NU dimulai dari tingkat cabang sampai PBNU. Banyak tugas penting di NU yang pernah diembannya seperti Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah (dengan Katib KH Sahal Mahfudz), dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU dan MUI Jawa Tengah. Beliau juga tercatat sebagai kontributor dan distributor majalah Berita NO, yang terbit tahun 1930an. Dalam sebuah tulisan, Kiai Sahal Mahfudz menyebutkan bahwa Kiai Ahmad menyimpan dokumen-dokumen jurnalistik NU seperti Buletin LINO (Lailatul Ijtima’ Nadhlatoel Oelama)

Kiai Ahmad cukup produktif menulis dan menerjemahkan kitab-kitab. Salah satu tulisannya yang cukup fenomenal adalah terjemahan al Qanun al Asasi Hadlratusy Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari ke dalam bahasa Indonesia, yang beliau terjemahkan atas permintaan Sekretaris Jenderal PBNU Prof. KH Saifudin Zuhri. Penerjemahan tersebut telah dimulai oleh KH Mahfud Sidiq, tetapi belum selesai sehingga PBNU meminta Kiai Ahmad untuk menyelesaikannya. Terjemahan itu oleh Kiai Ahmad dinamakan “Ihyau Amalil Fudlala’ Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li-Jam’iyati Nahdlatil Ulama”.

KH Ahmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H.

Semoga Allah menerima seluruh amal kebaikannya. Amin.

بالله التوفيق والهداية
Billahit Taufiq Wal Hidayah

والله الموفق إلى أقوم الطريق
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq

oleh : Ust. Dafid Fuadi (Direktur Aswaja NU Center Kabupaten Kediri)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al Imamul Quthub Sulthonul 'ilim Al-H Al Imamul Quthub Sulthonul 'ilim Al-Habib.Salim Bin 'Abdulloh Asy-Syatiri abib.Salim Bin 'Abdulloh Asy-Syatiri : Siapa yang membaca wirid/amalan ini setelah sholat fardhu subuh , tanpa merubah posisi duduk tawaruk (tahiyat akhir) sebanyak 4 x dengan membaca : أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له. إلها واحد ا وربا شا هدا ونحن له مسلمون ٤X Asyhadu aL-La iLaha iL-La-LLohu wahdahu La syarikalah. iLaa haw wa-hidan wa rob-ban sya-hidan wa nahnu Lahu muslimun 4x Hamba bersaksi bahwa tiada tuhan selain الله ، yang MAHA esa , tiada sekutu bagiNya , Tuhan yang MAHA ahad (satu) , Tuhan yang MAHA menyaksikan , kepadaNya lah kami berserah diri... Maka jembatan shirothol mustaqim yang panjangnya bisa ribuan tahun , di hari kiamat kelak, akan dipendekkan الله تعلى sehasta (sepanjang lengan orang dewasa) , hingga kita bisa melompat dengan mudah ke jannah disebrangnya, bagi yang istiqomahkan mengamalkannya / mendawamkannya.....

Daftar Perusahaan di Pier Pasuruan

  PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk - Pabrik Sari Roti Alamat: Jl. Rembang Industri Raya No.28, Jati, Kec. Rembang, PIER, Pasuruan, Jawa Timur 67152 Telepon: (0343) 740162 PT. Netania Kasih Karunia -  pabrik susu  bubuk merk Bimbi Instant Milk, Diamond & Vega full Cream Milk Alamat kantor & pabrik: Jl. Rembang Industri VI / No. 1-7 Kawasan Industri PIER, Bunut Utara, Pejangkungan, Kec. Rembang, Pasuruan, Jawa Timur 67152. Telepon: (0343) 740104, Fax: (0343) 740105 Branch Office: Darmo Park II Blok VI No. 14 - 15 Jl. Mayjend Sungkono, Surabaya. Telp: (031) 5613285, Fax: (031) 5613284 E-Mail: andri@netaniaonline.com PT. Fronte Classic Indonesia - perusahaan manufaktur pengolahan susu Alamat: Jl. Rembang Industri II No.10, Mojokopek, Mojoparon, Kec. Rembang, Pasuruan, Jawa Timur 67152 Telepon: (0343) 740147 Email :  tommy@fronte-classic.co.id PT. Sindabad Marine Pioneer - Produsen Makanan Beku / frozen food Lokasi: Jl. Rembang Industri II No. 38 PIER Rembang, Pas...

Nasab Habib Idrus bin Muhammad Alaydrus

Habib Idrus bin Muhammad bin Abdul Qodir bin Idrus Maula Lail bin Abdul Qodir bin Husein Bin Ahmad bin Umar bin Ahmad Shohibul Hazm-Hadromaut bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad bin Husein bin Al-habib Imam Abdullah Al-Aydrus bin Abu Bakar As-Sakran bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud Dark bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidi...